Eddy Syarif: Keresahan Rakyat

    Eddy Syarif: Keresahan Rakyat

    OPINI - Ada hal yang serius terjadi akhir-akhir ini, sebuah keresahan rakyat, yang tak dimengerti, akan negerinya. Sebuah negara,   bersistem demokrasi.
     
    Pun, seperti yang ditulis  oleh Pangdam III Siliwangi di Harian Kompas pekan ini. Sebagai realitas politik atas keresahkan rakyat, termasuk juga tentara (TNI).

    Melalui tradisi Sesko yang ada di Bandung Perwira tinggi telah banyak dibekali, dalam membaca situasi, dan langkah apa yang dilakukan, serta paham akan tata kelola sebuah negara, dengan Trilogi Pembangunan:
    -Pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya menuju kepada terciptanya keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
    -Pertumbuhan ekonomi
    -Serta stabilitas nasional yang sehat dan dinamis.

    Konsep Trilogi pembangunan tercetus oleh Wijoyo Nitisastro agar tercapai tujuan bangsa seperti yang diamanatkan, oleh Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945.

    Tentara yang dalam sejarah bangsa tercatat berasal dari rakyat serta berjuang bersama rakyat tuk mencapai kemerdekaan tuk mengisi kemerdekaan.negeri yang amat dicintai.
    Tentunya, .merasa terpanggil, peduli akan hal,
    apa sesungguhnya terjadi hari ini ?

    Berbagai isu telah, .dihembuskan ke ranah publik.Wacana masa jabatan Presiden Tiga periode. Santer sekali waktu itu. Kalangan akademisi,   praktisi dan tokoh, pun turut membahasnya di berbagai media.

    Kuatnya arus rakyat menentangnya atas isu yang dilontarkan. Dicarilah, keberadaan asalnya. Mereka geleng kepala.

    Isu lainpun bergulir, perpanjangan masa jabatan Presiden lima tahunan. Kalangan akademisi, praktisi dan tokoh, pun  kembali membahasnya di pelbagai media. Kuatnya arus rakyat yang menentangnya, atas isu yang dilontarkan. Dicarilah, keberadaan asalnya. Mereka geleng kepala.

    Sejumlah Gubernur, walikota, dan bupati yang habis masa jabatannya lima tahun. Menjelang Pilpres 2024 Diganti, dengan cara penunjukan, berasal dari ASN tanpa pemilihan Pilkada.

    Berdasar UU no. 10 tahun 2016 Tentang Pilkada, Untuk mengisi kekosongan jabatan Gubernur. Kalangan akademisi, .praktisi dan tokoh, pun turut membahasnya di berbagai media. Dicarilah, keberadaan asalnya. Mereka geleng kepala.

    Masyarakat yang tidak setuju, bahkan yang turut mengkritik ditakuti,   dengan pasal-pasal karet untuk dipidanakan. Kalangan akademisi, praktisi dan tokoh, pun  kembali membahasnya di berbagai media. Dicarilah, keberadaan asalnya. Mereka geleng kepala.

    Buzzer,   sang pembela penguasa  sekaligus pemecah rakyat yang berbeda melontarkan banyak hal yang meresahkan, terjadi gunjang-ganjing yang berkepanjangan.

    Masyarakat pecah, menjadi dua, didiamkan saja. Kalangan akademisi, praktisi dan tokoh, pun kembali membahasnya di berbagai media. Dicarilah, keberadaan asalnya. Mereka geleng kepala.

    Seorang calon presiden, datang dari arus bawah  sangat populer. Mantan Gubernur DKI, Dihalang-halangi, dicari-cari kesalahannya. Agar dipidanakan, guna menghambat. Agar ia tidak dapat dicalonkan

    Pada Pilpres 2024, kalangan akademisi, praktisi dan tokoh pun  kembali membahasnya di berbagai media. Dicarilah, keberadaan asalnya. Mereka geleng kepala.

    Dari istana, pun  di berbagai pertemuan memberi sinyal pada seseorang, tuk menjadi bakal penggantinya nanti.

    Pada Pilpres 2024 Kalangan akademisi,
    Praktisi dan tokoh, pun  kembali membahasnya di pelbagai media. Rakyat pun bertanya:
    “Istana kok dipakai menjadi tempat deklarasi sebuah partai pada seorang petugas partai
    menjadi calon Presiden 2024.

    “Sudah dua priode lho, Kan mau lengser, Kok repot ya. Untuk apa ikut campur mencarikan penggantinya, ada apa ? Apa tujuannya? Untuk agenda apa? dicarilah, keberadaan asalnya. Mereka geleng kepala.

    Pekan ini pun Enam Ketua partai di undang ke istana, Ada apa? Kalangan akademisi, Praktisi dan tokoh, pun  kembali membahasnya di pelbagai media.

    Kenapa di istana? Itu kan tempat bekerjanya presiden, mendiskusikan progres kerja para menteri pembantunya. kenapa pula hanya enam ketua partai.

    Presiden itu, presiden seluruh rakyat Indonesia, Untuk seluruh golongan, Untuk seluruh kelompok Apa maksud semua itu? dicarilah. Keberadaan asalnya. Mereka geleng kepala.

    Rakyat pun, harus sadar diri dan tahu diri. 
    Agar mencari tahu sendiri berpendapat sendiri, tuk Bertanya, pada rumput yang bergoyang.

    Berdoa saja, mudah-mudahan tentara turut bersiaga bersama rakyat memantau jangan terjadi kecurangan pada Pilpres 2024”

    Bandung, 5 Mei 2023

    Eddy Syarif

    Tukang Foto Keliling Kampung

    eddy syarif
    Updates.

    Updates.

    Artikel Sebelumnya

    Tony Rosyid: Semua Atas Petunjuk Sang Dalang

    Artikel Berikutnya

    Hendri Kampai: Macan Versus Banteng di Antara...

    Berita terkait

    Rekomendasi

    Mengenal Lebih Dekat Koperasi
    Hendri Kampai: Indonesia Dikuasai Oligarki, Jangan Sampai Rakyat Merasa Dijajah 'Kumpeni' Zaman Now
    Hendri Kampai: Kekuasaan, Kesempatan untuk Berbuat Baik atau Kezaliman yang Menghancurkan
    Hendri Kampai: Menjaga  Euforia Harapan
    Hendri Kampai: Berkaca dari Singapura, Pelajaran Berharga untuk Indonesia

    Ikuti Kami