MALANG - Publik pasti keget, Harlah PPP diawali acaranya dengan Himne PPP dan Hubbul Wathan NU. Di tengah acara diselingi juga dengan Shalawat Nahdhiyah.
Jika Ketua PBNU pernah bilang: "NU bersenyawa dengan PDIP", maka ini baru pada pada tingkat narasi. Tapi praktek senyawa itu justru terasa di acara Harlah PPP ke-49 di Pesantren Al-Hikam Malang hari ini.
Baca juga:
5 Alasan Mengapa Anies Harus Jadi Presiden
|
Acara Harlah PPP ini juga dihadiri oleh ketua PBNU K.H. Yahya Staquf, Sekjen PBNU Syaefullah Yusuf, juga Gubernur Jawa Timur Khofifah Indraparawansa yang notabene ketua Muslimat NU. Dengan hadirnya tiga tokoh elit struktural NU ini praktis menegaskan kesenyawaan antara PPP dan NU.
Sebelumnya, Ketua PWNU Jawa Timur K.H. Marzuki Mustamar juga mengungkapkan agar di Setiap dapil Caleg PPP bisa duduk di parlemen. Ini, disadari atau tidak, merupakan bentuk dukungan yang transparan dan vulgar NU struktural kepada PPP. Bagaimanapun di dalam diri K.H. Marzuki Mustamar melekat identitas sebagai Rois Am.
Pilihan Harlah PPP ke-49 di Pesantren Al-Hikam Jawa Timur bersamaan dengan Haul almarhum K.H. Hasyim Muzadi ke-5 merupakan langkah strategis. Jawa Timur adalah basis NU dengan jumlah pemilih 30 Juta. Ada 87 jumlah anggota DPR dapil Jawa Timur yang diperebutkan.
Dengan Harlah ke-49 yang dipilih harinya tepat di Haul K.H. Hasyim Muzadi dan lokasinya di Jawa Timur menjadi indikator bahwa PPP sedang menggarap secara serius warga Nahdliyin Jawa Timur.
"Jalan Pulang Menuju Ka'bah" merupakan tagline yang dipilih untuk Harlah kali ini mensiratkan pesan kepada Warga Nahdliyin agar kembali menghidupkan dan mendukung PPP.
Dari pilihan tempat, waktu dan rangkaian acara Harlah, serta tokoh-tokoh utama PBNU yang hadir, terasa sekali bahwa Harlah PPP kali ini betul-betul Harlah Rasa NU. Dan ini bisa menjadi pintu masuk yang cukup efektif bagi PPP untuk mempengaruhi dan mengambil banyak dukungan dari warga Nahdliyin.
Baca juga:
Tony Rosyid: Semua Sepakat Pemilu 2024
|
Malang, 27 Maret 2022
Tony Rosyid
Baca juga:
Tony Rosyid: Anies, JIS, No Rasis
|
Pengamat Politik dan Pemerhati Bangsa