Jakarta - Ketua Umum Pengurus Pusat Himpunan Mahasiswa Persatuan Islam (Ketum PP Hima PERSIS), Ilham Nurhidayatullah, menilai Polri kini bersikap inklusif serta masif melakukan kolaborasi dengan berbagai elemen mulai dari organisasi kemasyarakatan hingga mahasiswa. Menurut Ilham kolaborasi dan keterbukaan menjadi dua hal penting untuk mewujudkan Polri yang Presisi.
"Ini mungkin dalam perspektif yang lebih proporsional. saat ini (Polri) humanis, banyak langkah-langkah preventif yang Polri lakukan untuk stabilitas negara kita. Dan tidak hanya humanis, Polri juga kini inklusif dan kolaboratif dengan berbagai kalangan, baik itu ormas, kepemudaan, ataupun kemahasiswaan, " ungkap Ilham kepad wartawan, Minggu (3/7/2022).
Baca juga:
Kapolri Tinjau Vaksinasi di Candi Borobudur
|
"Secara proporsional dalam tiga itu, menurut saya Polri cukup mengalami peningkatan (kinerja) dan signifikan. Ini poin-poin penting untuk Polri yang Presisi, " imbuh dia.
Dia mengakui Polri kini terbuka dengan mahasiswa. Dia pun melihat kini Polri mengedepankan sisi kemanusiaan.
"Hubungan dengan mahasiswa saat ini cukup terbuka, kolaboratif. Cukup mengedepankan langkah preventif dan sisi kemanusiaan, " ucap Ilham.
Meski dekat, sambung Ilham, mahasiswa tetap leluasa melakukan penyampaian aspirasi. "Mahasiswa pun dalam konteks gerakan, bisa tetap terus melanjutkan apa yang menjadi aspirasi teman-teman mahasiswa. Di satu sisi juga bisa mengedepankan musyawarah untuk kepentingan dan stabilitas nasional, " lanjut Ilham.
Dia mencontohkan salah satu kolaborasi mahasiswa dengan Polri adalah terkait penanggulangan pandemi Covid-19. Dia menyebut Polri membuka ruang diskusi dengan masyarakat terkait langkah-langkah untuk penanganan pandemi.
"Kolaborasi Polri dengan mahasiswa dalam penanganan pandemi Covid-19 saya kira itu sudah menjadi rahasia umum, khalayak sudah bisa menilai bahwa itu kolaborasi yang baik. Tidak hanya dalam konteks Covid, dalam konteks kamtibmas (keamanan dan ketertiban masyaralat) pun Polri banyak membuka ruang diskusi, kolaborasi, kegiatan bersama, baksos, " paparnya.
"Bagaimana elemen mahasiswa dengan Polri memberikan bantuan ke masyarakat di saat krisis pandemi terjadi. Merasa dilibatkan, diikutsertakan menjadi subjek kolabirasi dalam penanganan Covid ataupun dalam kerja-kerja sosial kemasyarakatan. Sebelumnya pernah (kolaborasi dengan polri), namun secara masif baru saat ini, " sambung Ilham.
Di momen Hari Bhayangkara ke-76, Ilham mencatat Polri masih perlu memperbaiki kinerja dalam hal pengaduan masyarakat. Menurut Ilham, penanganan pengaduan yang tak responsif dan terkesan tak serius yang menjadi penyebab munculnya kritik dan sentimen negatif masyarakat terhadap Polri.
"Yang perlu jadi catatan ialah bagaimana peningkatan Polri dalam penanganan pengaduan masyarakat agar lebih responsif. Yang cukup relevan bahwa Polri dalam kasus maraknya pinjol, trading yang itu digandrungi anak muda, kemudian merugikan, Polri masuk ke situ kemudian menindak platform-platform yang kurang berfaedah itu di kalangan anak muda, dan mahasiswa. Polri mampu memberantas itu, itu bagi saya nilai plus, kita tidak boleh menafikan itu, kita kasih applause, " ungkap dia.
"Di samping capaian itu, catatan lainnya banyak pengaduan masyarakat yang dari periode ke periode itu masih mengalami keluhan seprti kurang direspons cepat, kurang dikasih porsi lebih kalau yang mengadukan masyarakat kecil. Kalau ada perbaikan di sana, ini menjadi luar biasa. Seperti kasus curanmor, kehilangan, ini yang kemudian masih kurang ditangani lebih responsif dan lebih serius, " tuturnya.
Terakhir, Ilham menambahkan, mahasiswa akan terus memonitor kinerja Polri ke depan. Baginya, Polri kini sudah mengarah untuk menuju Presisi.
"Selebihnya tinggal bagaimana kita memonitoring kerja-kerja Polri ke depan. Presisi itu sebuah konsep, saya kira itu sudah mulai dikerjakan, bagaimana itu ditingkatkan menjadi Polri yang presisi ini kan by proccess, " kata Ilham. (***)